Angel

Cute Tinkerbell Sumber Dari: http://saifuljunioroffical.blogspot.co.id/2014/09/cara-mengganti-icon-animasi-cursor-blog.html#ixzz48ckMqp8D

Sabtu, 14 Mei 2016

Al Malik (Asmaul Husna)
Oleh : Suci Rahmadani


AL MALIK
(MAHA RAJA/YANG MAHA PENGUASA)


 

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Al Malik الملك adalah SifatNya Dzat Allah Yang Memiliki Mutlak sifat Merajai/Memerintah seluruh alam. Jadi yang memerintah di seluruh alam ini walaupun ia sangat berkuasa adalah tetap mutlak milik Allah semata. Semua keuasaan akan tunduk kepada Rabb yang mulia.

QS Al Mukminuun : 116 "Sesungguhnya Allah ta'ala adalah Pemilik Sifat-sifat yang tinggi lagi Pemilik Kerajaan yang sebenarnya, Tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi dengan sebenarnya melainkan Dia. Dia-lah yang memilki Arsy yang Mulia.


Nama Allah, Al Maliku ( الملك ) dibaca Al Malik termasuk Al-Asma`ul Husna, firman Allah :  
  • Maka Maha Tinggi Allah Raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al-Qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: “ Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.” (Thaahaa [20]: 114)
  • Maka Maha Tinggi AllahRaja yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan( yang mempunyai) ‘Arsy yang mulia.(Al-Mu’minuun [23]: 116)

Milik-Nya seluruh alam, yang di atas (langit) dan yang dibawah (bumi), semua adalah hamba dan sangat berhajat kepada-Nya.
Dalam Al Qur’an, kata Malik diulang sebanyak 5 kali, dua diantaranyadirangkaikan dengan kata haq yang berarti “pasti” dan “sempurna”.
Secara umum Al Malik diartikan Raja atau Penguasa, kata Malik terdiri dari huruf Mim Laam Kaaf yang rangkaiannya mengandung makna “kekuatan” dan “Keshahihan”, ini menunjukkan bahwa Allah adalah segala kekuatan yang ada di alam semesta ini yang shahih dan tidak dapat di ingkari lagi kekuasaan-Nya meliputi semesta alam dan pengetahuan yang ada.

AL Malik dalam AL Qur’an menyebutnya Raja Yang Maha Berkuasa (yang Mutlak kekuasaannya), Menurut AL Ghazali Malik adalah “yang tidak butuh pada zat dan sifat-Nya segala yang wujud, bahkan Dia adalah yang butuh kepada-Nya, Wujud segala sesuatu bersumbr dari pada-Nya. Maka segala sesuatu selainnya menjadi Milik-Nya dalam zat dan sifat-Nya serta membutuhkan-Nya. Itulah Raja Yang Mutlak.

Firman Allah dalam Surat Thaaha: 114
“Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenar-benarnya” (Q.S. At Thaaha:114)
Sudahlah jelas bahwa Allah adalah Raja Yang sebenar-benarnya segala bentuk raja di dunia dan semsta ini adalah miliknya dan tunduk kepada-Nya, selain merajai di dunia yang fana ini, kerajaan Allah juga bersifat langgeng (abadi).
Di terangkan dalam Firman-Nya dalam surat Al Mu’minun : 16
“(yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada suatu pun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (lalu Allah berfirman):”Kepunyaan siapa kerajaan pada hari ini? ”Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan” (Q.S. Al Mu’minun:16).
Di terangkan lagi dalam surat Al Fatihah : 4
“Yang Mengusai hari Pembalasan” (Q.S. Al Fatihah:4)
Dengan begitu Allah yang menguasai pengetahuan dan segala urusan tentang hari pembalasan, yang mengusai waktu yang telah lalu dan yang akan datang. Dunia dan seisinya dalam genggaman-Nya.
Dalam Hadits Rasulullah
“Allah Yang Maha Mulia Lagi Agung ‘menggenggam’ bumi pada hari kemudian dan ‘melipat’ semua langit dengan ‘tangan kanan-Nya’, kemudian berseru: Aku Adalah Malik (Raja), maka dimanakah (mereka yang mengaku) Raja?” (H.R. Bukhori).

Alasan Allah yang menguasai Hari Kiamat :
1.    Karena pada hari itu Allah menggantikan Bumi dan Langit ini dengan bumi dan langit yang lain.
Allah menjelaskan dalam Firman-Nya
“(Yaitu) pada hari ketika bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) mereka semua ( di Padang Masyhar) berkumpul menghadap kehadirat Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa” (Q.S. Ibrahim:48).
2.    Dalam kehidupan ini, manusia juga memiliki sifat “memiliki”, dan ini akan di pertanggung jawabkan dan segala yang dimilikinya itu akan terlepas sendirinya.
“dan benarlah Perkataan-Nya, di tangan-Nyalah segala Kekuasaan diwaktu sasangkala ditiup”  (Q.S. Al An’am:73)
Itulah gambaran bagaimana Allah Maha Berkuasa dan Betapa Allah Merajai Segala sesuatunya.

Pesan Sosial dan Moral
1.       Tidak terlena akan Jabatan/Tahta
Dengan sifat memiliki manusia seakan memiliki segalanya, dengan memaknai Al Malik ini manusia harusnya sadar apabila kita sedang diatas ada lagi yang lebih Maha Tinggi dan itu akan menjadi koreksi dan motivasi kita bahwa Jabatan yang kita emban adalah sebuah amanat dan akan dipertanggungjawabkan, kekuasaan duniawi adalah fana ataupun sementara seadngkan kekuasaan ALLah adalah Mutlak dan Abadi.
Rasulullah bersabda:
“Orang yang dibenci oleh Allah serta yang paling jelek besok pada hari Kiamat adalah seorang yang menamakan dirinya dengan nama raja diraja, karena tiada Dzat yang bersifat Raja Kecuali Allah” (H.R. Muslim).
2.       Mengendalikan Hawa Nafsu
Dengan dapatnya kita memaknai sifat Al Malik, kita tahu bahwa yang menguasai segalanya adalah Allah semata, dengan begitu kita tahu bahwa hawa nafsu adalah bujukan syetan yang akan hanya menjerumuskan kita kepada hal-hal negatif dan itu merupakan contoh ketundukan kita kepada syetan. Jadikanlah hawa nafsu menjadi pahala bagi kita dengan mengedepankan yang halalan toyyiban, dan yang menjadi hak kita bolehlah kita nafsu terhadap itu.
3.       Menjadi Hamba Yang Bersyukur
Memaknai sifat Al Malik berarti kita mengakui tentang kekuasaan Allah di bumi dan langit, serta di dalam kedalam hati kita setiap mahluk-Nya. Dan dengan serta merta kita harus mensyukuri segala nikmat yang telah diberi, itu adalah hamba yang menunjukkan bahwa kiata adalah hamba yang pintar bersyukur.
4.       Mengharap Pertolongan Allah
Sebagai Yang Maha Kuasa, Allah lah yang menentukan segala urusan yang akan kita hadapi dan telah kita hadapi, Dia lah yang mengetahui segala pengetahuan tentang alam dan isinya serta yang tahu akan kedalaman hati seseorang. Segala apa yang kita ikhtiarkan tergantung pada ketentuannya karena Dia Yang Maha Kuasa, dengan mengharap pertolongan Allah berarti kita menunjukan sikap yang menumbuhkan kekuatan bathin dalam menghadapi segala sesuatu. Sebaliknya dengan tidak mengharapkan pertolongan dari Allah merupakan cerminan sikap yang angkuh.

Hudjaifah ibnul Yaman, r.a Mengatakan: “Hindarilah tempat-tempat yang penuh fitnah”, Ibnul Yaman pun ditanya, ‘tempat macam apakah yang penuh dengan fitnah itu? Dia kemudian menjawab, ‘pintu-pintu para penguasa. Dimana salah seorang dari kalian yang masuk kedalamnya, kemudian membenarkan segala yang diucapkan dan yang diperbuat pemimpin itu dengan suatu kebohongan, dan mengatakan yang bukan sebenarnya” (Hiyanatul Auliya,I/277 dan Tahjibul Hiyah, I/206)

Dengan meyakini dan memaknai Al Malik kita mempunyai landasan hidup yang mapan dan mantap, sehingga kebal akan bujuk rayu syetan terhadap kita. Tidak ada yang ditakuti selain Allah karena Dia lah yang patut untuk diminta pertolongan dan kita senantiasa takut akan ajabnya, tidak takut akan kehilangan jabatan dan harta karena ada Yang Maha Raja dan kekuasaanya meliputi alam semesta, karena Allah senantiasa bersama orang-orang yang selalu mengingat-Nya.
tidak akan kalah dengan perasaan malas dan putus asa sehingga giat dalam belajar, berusaha dan bekerja serta optimis menjalani hidup, karena semua adalah dalam kekuasaannya dan menjalani hidup dengan bersandar terhadap ketentuan Yang Maha Raja, Allah SWT.
Dari semua uraian kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kita haru menjalani hidup ini dengan optimis seakan kita akan hidup seribu (1000) tahun lamanya, dan menyebarkan amalan dan cinta terhadap sesama. Raihlah kehidupan dan kesuksesan karena Allah akan melihat kesungguhan akan niat kita. Dan ingatlah ketika telah meraih kesuksesan hidup, kita harus dapat mengendalikan hidup ini menjadi sebuah jalan menuju Rahmat dan Ridho-Nya.

Makna Kata
Nama Allah, Al Maliku maknanya Yang Memiliki segala-galanya. Bukan sekedar memiliki sebagai seorang manusia memiliki radio umpamanya, dimana sebuah radio dimilikinya dengan cara membelinya. Tetapi Allah, Al Malik memiliki dengan pengertian milik 100% bukan karena dibeli atau mendapatkan hadiah, tetapi diciptakan-Nya, dikehendalikan-Nya, diatur-Nyra segala yang ada pada alama semesta ini.

Orang yang beriman dan mempunyai kekuasaan disebut Abdul Malik, Hamba Maha Raja. Dia hebat tetapi tetap tunduk dan sujud kepada Allah, menjalankan kekuasaan berdasarkan hukum Allah. Dia berilmu tetapi tetap tawadhu’ dan hormat kepada siapa saja, tidak sombong.

Dia menyadari bahwa kekasaan mutlak hanyalah milik Allah. Prinsip Kemaharajaan Allah adalah melindungi, memelihara, dan memenuhi seluruh keperluan hidup makhluk-Nya. Karenanya Abdul Malik adalah orang yang peduli kepada orang lain, lingkungan dan siapa saja yang ada disekitarnya.

Daftar Pustaka:
1.       tazkia online, http://www.kuliah.tazkiaonline.com/studentpage.php,
2.       hadits online, http://id.lidwa.com/app/ 
3.       td.informasi, http://td-informasi.blogspot.com/


Ar-Rahman (Asmaul Husna )
Oleh : Suci Rahmadani


AR RAHIM
(YANG MAHA PENYAYANG)




Dalil
Nama ini disebutkan dalam firman Allah, QS. Al-Isra [17] : 110 yang artinya“Katakanlah,’Serulah Allah atau serulah ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al-Asma al-Husna (nama-nama yang terbaik).”
Penjelasan Nama

Ar-Rahman adalah Zat yang mempunyai sifat kasih sayang kepada hamba-hamba-Nya. Dengan sifat tersebut Allah menciptakan hamba-hamba-Nya, memberikan rezeki dan petunjuk kepada mereka, memberi rahmat dan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, juga memberikan rasa aman bagi mereka. Semua bentuk kasih sayang Allah adalah untuk menguji di antara mereka yang paling baik amalnya. Kasih sayang Allah di dunia tercurah untuk seluruh manusia, baik orang-orang mukmin maupun orang-orang kafir.
Sifat kasih sayang akan menumbuhkan harapan dan optimisme, akan mendorong manusia untuk berbuat baik, dan akan menutup pintu ketakutan dan keputusasaan, serta menjadikan seorang hidup dengan aman sentosa.
Dalam hadist Abu Hurairah RA disebutkan bahwa beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Allah menciptakan seratus bagian kasih sayang, kemudian Dia menahan sembilan puluh sembilan bagian dan hanya menurunkan satu bagian ke muka bumi. Dari satu bagian tersebut semua makhluk berkasih sayang sesama mereka sampai-sampai seekor kuda mengasihi anaknya dengan mengangkat kukunya agar tidak mengenai anaknya itu.” (HR al-Bukhari).
Doa-doa yang berkaitan dengan nama ar-Rahman
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang diciptakan-Nya, dan dari kejahatan apa yang turun dari langit, dari kejahatan yang naik ke langit, dan dari kejahatan fitnah malam dan siang serta dari setiap jalan kejahatan kecuali jalan yang menghantarkan pada kebaikan wahai Zat yang Maha Pengasih. (As-Silsilah as-Shahiha / 840)
“Ya Allah, Zat yang memberi kasih sayang-Nya di dunia dan akhirat, Engkaulah yang memberikan kasih sayang kepada siapa yang Engkau kehendaki, dan Engkaulah yang mencegah kasih sayang dari orang yang Engkau kehendaki. Ya Allah, kasihilah aku, dengan kasih sayang yang aku tidak membutuhkannya lagi dari selain-Mu. Ya Allah, Engkaulah Zat yang Maha Pengasih dan tempat meminta pertolongan. (Shahih at-Targhib wa at-Tarhib / 1821)

Kata Ar Rahman Di sebut dalam Al Qur’an sebanyak 57 kali kesemuanya menujuk kepada sifat Allah”
Kata Ar Rahman berasal dari kata Rahima  yang artinya menyayangi atau mengasihi yang terdiri dari huruf Raa, Haa, dan Mim, yang mengandung makna kelemahlembutan, kasih sayang, dan kehalusan.
Firman-Nya Dalam Surat AL Furqon Ayat : 60
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اسْجُدُوا لِلرَّحْمَنِ قَالُوا وَمَاالرَّحْمَنُ أَنَسْجُدُ لِمَا تَأْمُرُنَا وَزَادَهُمْ نُفُورًا

“ dan apabila dikatakan pada mereka : Sujudlah kamu sekalian kepada yang Maha Penyayang, mereka menjawab: Siapakah Yang Maha Penyayang itu? Apakah kami akan sujud kepada tuhan yang kamu perintahkan kami (bersujud kepada-Nya)?, dan (perintah sujud itu) menambah mereka jauh (dari iman)”  Al Furqon: 60

Dalam ayat tersebut terdapat hikmah dan pelajaran kepada siapa yang belajar dan mengetahui tentang asmaul husna, bahwa Allah memakai nama (asma) Ar Rahman untuk di sembah (bersujud) kepada-Nya. Sudah jelas apabila kita beriman kepada Allah maka kita juga harus mengimani asma-asma-Nya (Ama’ul Husna).
Orang-orang musyrik menolak untuk menyembah Allah sebagaimana di tunjukkan pada perjanjian Hudaibiyyah yang didalamnya tidak dimulai (diawali) dengan tulisan/bacaan “Bismillahirahman Nirrahim”.

Dalam firman-Nya yang lain (Surat Al Isra: 110) menyebutkan
“ katakanlah : Serulah Allah atau serulah Ar Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai Asma’ul Husna (nama-nama yang terbaik) ....” (Q.S. Al Isra:110)
Disebutkan bahwa Ar Rahman adalah salah satu Asma’ul Husna dan mendapat tempat pertama, ini terdapat dalam surat pembuka (Al Fatihah) pada ayat pertama.
Dengan begitu Sebelum kita beraktifitas sebaiknya kita mengucapkan Basmallah “Bismillahirrahman Nirrahim”.
Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya seorang hamba yang membaca :’Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam’, maka Allah akan berfirman: ‘Hamba-Ku telah Memuji-Ku’, dan jika dia membaca ‘Maha Pemurah lagi Maha Penyayang’, maka Allah berfirman: ‘Hamba-Ku telah Memuji-Ku’. (H.R. Muslim)

Dalam sabda Rasulullah tersebut dapat kita ambil pelajaran dan hikmah-Nya bahwa setelah kita membaca “Alhamdulillah Hirabbil ‘Alamiin” (Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam) kita telah diakui sebagai Hamba-Nya, itu adalah nikmat dan jalan selanjutnya untuk kita dapat meraih rahmat-Nya dalam aktivitas keseharian setelah membaca Al Fatihah.
Dan ingatlah selalu sebelum kita beraktifitas setidakya kita harus membaca “Bismillahirrahman Nirrahiim”, supaya kita mendapat nikmat tiada tara dan rezeki yang halal serta nikmat sehat setelah  menyebut Nama-Nya.

Ar Rahman dan Keimanan
Ar Rahman adalah Asma’ul Husna yang harus kita yakini sebagai seorang muslim dan mukmin yang taat, ada hadits sebagai berikut:
“Tidaklah sempurna keimanan seorang diantaramu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri” (H.R. Bukhori dan Muslim).
Dalam hadits tersebut Ar Rahman diganti dengan kata mencintai yang berarti mengasihi seorang dengan ketentuan Allah. Dan apabila seorang mencintai karena Allah maka ia akan mendapatkan masninya iman. Dan dengan mengamalkan sifat Ar Rahman ini kita menjalin ukhuwah Islamiyah serta mencerminkan bahwa islam adalah cinta perdamaian, menebar kasih sayang untuk semua alam, dengan mengaplikasian Ar Rahman dalam kehidupan sehari-hari kita dapat hidup dengan ketulusan hati dengan membina kehidupan berumah tangga maupun bermasyarakat dengan kasih sayang dan kelembutan hati sehingga tercipta kerukunan dan kedamaian dalam tatanan kehidupan di lingkungan.

Kerahmanan membuat peka terhadap lingkungan dengan sikap kepedulian sosial, dengan itu menjadikan kita sebagai pribadi yang bermanfaat bagi orang banyak dan lingkungan.
“Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia lain” (H.R. At Thabrani).
Ar Rahman sebagai Landasan Sikap dan Mental:
1.       Mengasihi sesama manusia
2.       Membantu fakir miskin, menyantuni anak-anak yatim dan anak-anak terlantar, serta senang menolong orang lain yang membutuhkan.
3.       Menasehati dalam kebaikan dan kesabaran (mencegah orang lain berbuat maksiat).
4.       Menjadi pribadi yang bermanfaat untuk keluarga, sahabat, masyarakat dan lingkungan sekitar dan disenangi oleh sesama.
5.       Mengayomi bawahan, Menghormati atasan, mengasihi reka kerja.
Efek samping dari ke-Rahman-an yaitu siapa yang melayani komunitasnya dengan lebih baik, dipastikan akan mendapatkan keuntungan lebih pula.   

Makna Kata  
Nama Allah, Ar Rahmaanu bermakna Yang Memberikan Rahmat kepada seluruh makhlukNya dengan tidak pilih kasih, dengan tidak membedakan antara makhluk berakal atau tidak, antara manusia yang baik atau yang jahat, manusia yang beriman atau kafir. Tetapi rahmat yang dikasihkan itu hanya merupakan rahmat-rahmat kecil yang rendah merupakan susunan tubuh, makan minum, isteri anak-keturunan, kesehatan dan kekayaan dan lain-lain. Segala macam rahmat yang tidak kekal, rahmat yang datang dan mungkin pergi. Rahmat yang hanya selama hidup di dunia saja.

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin mengatakan : 
Ar-Rahmaanu artinya Yang memiliki rahmat, kasih sayang yang luas, karena wazan (bentuk kata) fa’lan dalam bahasa Arab menunjukkan makna luas dan penuh. Semisal dengan kata ‘Seorang lelaki ghadhbaan,’ artinya penuh kemarahan. Sementara, Ar-Rahiim adalah nama Allah yang memiliki makna kata kerja dari rahmat (yakni Yang merahmati, Yang mengasihi), karena wazan fa’iil ( ٌﻞِْﻴﻌَﻓ ) bermakna faa’il (2 ٌ( ﻞِﻋﺎَﻓ pelaksana, sehingga kata tersebut menunjukkan perbuatan (merahmati, mengasihi). Oleh karena itu, paduan antara nama Ar-Rahmaanu dan Ar-Rahiimu bermakna rahmat Allah l itu luas dan kasih sayang-Nya akan sampai kepada makhluk-Nya.”

Daftar Pustaka
1.       tazkia online, http://www.kuliah.tazkiaonline.com/studentpage.php,
2.       hadits online, http://id.lidwa.com/app/ 
3.       td.informasi, http://td-informasi.blogspot.com/


Asma'ul Husna (Ar Rahim)
Oleh : Suci Rahmadani
AR RAHIM
(YANG MAHA PENYAYANG)

 

Kata “Ar Rahim” dalam Al Qur’an disebut sebanyak 95 kali. Makna kebahasaan Ar Rahim ada tiga yaitu:
1.       Ar Rahim mempunyai aka yang sama dengan Ar Rahman
2.       AR Rahman hanya disandang oleh Allah
3.       Ar Rahim dapat juga dimiliki oleh manusia
Allah Ar-Rahim
Ar Rahman adalah pengasih di dunia, Ar Rahim adalah penyayang di akhirat.
Ar Rahman adalah pengasih kepada semua mahluk, sedangkan Ar Rahim hanya kepada yang beriman.
Ar Rahman adalah pengasih dengan satu kasih sayang, sedangkan Ar Rahim adalah pengasih dengan seratus kali kasih sayang.
Sesuai dengan Firman-Nya pada surat An Nisa;110

`tBur ö@yJ÷ètƒ #¹äþqß ÷rr& öNÎ=ôàtƒ ¼çm|¡øÿtR ¢OèO ̍ÏÿøótGó¡o ©!$# ÏÉftƒ ©!$# #Yqàÿxî $VJŠÏm§ ÇÊÊÉÈ  
110. dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan Menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. An Nisa:110)


ôs)s9 öNà2uä!%y` Ñ^qßu ô`ÏiB öNà6Å¡àÿRr& îƒÍtã Ïmøn=tã $tB óOšGÏYtã ëȃ̍ym Nà6øn=tæ šúüÏZÏB÷sßJø9$$Î/ Ô$râäu ÒOŠÏm§ ÇÊËÑÈ  
128. sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, Amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin. (Q.S. At Taubah: 128)
Rasulullah memimpin ummatnya dengan cinta , bukan dengan pendekatan kekuasaan ataupun kekuatan, seperti diterangkan dalam ayat diatas bahwa Rasulullah berdakwah dan menyebarkan ajaran islam dengan cinta damai, sehingga islam adalah agama yangRahmatan Lil ‘Alamin.
Dengan mengingat Allah adalah sebaik-baiknya Penyayang, maka berdo’alah kepada-Nya dan hanya kepadanya kita bergantung karena segala urusan ada dalam pengetahuan-Nya.
Do’anya:
@è%ur Éb>§ öÏÿøî$# óOymö$#ur |MRr&ur çŽöyz tûüÏH¿qº§9$# ÇÊÊÑÈ  
118. dan Katakanlah: "Ya Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau adalah pemberi rahmat yang paling baik." (Q.S. Al Mu’minun:118)

Ar Rahim adalah sifat Allah Yang Maha Penyayang dengan yang dapat juga di dapati pada manusia yaitu manusia sebagai mahluknya mempunyai sifat penyayang kepada anaknya, keluarga, dan lingkungan, dan itu adalah kehendak dari Allah. Maka mintalah kepada Allah yang Maha Penyayang.
Pesan Sosial

Kepedulian Sosial (Menyayangi diri sendiri dan sesama manusia)
Menyayangi diri sendiri menurut pandangan Allah adalah Taqwa sehingga dapat diaplikasikan dengan beribadah terhadapnya yaitu mendirikan shalat, melaksanakan zakat, berpuasa, berdzikir, berhaji dan bershalawat. Itu merupakan cermin bahwa kita menyayangi diri sendiri dan perintah Allah dan As Sunnah dengan melaksanakan perintah-Nya maka kita sekaligus mencintai-Nya (Allah dan rasul-Nya). Tetapi ketaatan seperti itu merupakan hal yang individualistik yang hanya urusan diri sendir dengan yang Maha Penyayang (itu merupakan hubungan kita dengan sang Maha Penyayang=hablumminallah). Perlu diperhatikan juga bahwa kita sebagai manusia juga mempunyai kasih sayang terhadap sesama dan tanggungjawab sosial sehingga perlu juga mengasihi dan menyayangi terhadap sesama dengan melaksanakan sedeqah dan amal ibadah yang lainnya terhadap sesama yaitu dengan saling membantu, peka terhadap nasib penderitaan lingkungan sekitar, bukan berarti kita melaksanakan perintah-perintahnya tapi kita lalai dalam membina hubungan dengan lingkungan sekitar dan sesama. Harus saling sejalan dengan sesama dan berkeadilan sosial bagi seluruh ummat.

Menyayangi Sesama Mahluk
Menyayangi sesama mahluk dalam konteks Ar Rahim yaitu menunjukkan akhlak yang baik bukan saja akhlak terhadap sesama manusia begitu juga dengan hewan dan tanaman atau lingkungan hidup lainnya.
“barang siapa yang ingin mendapatkan perlindungan Allah dari sengatan panasnya api neraka jahannam pada hari kiamat, hendaklah ia menyayangi orang mukmin, (inilah) kelembutan hati” Abu Bakar r.a.
Landasan sikap dan mental
-         Mengasihi dan menyayangi dengan sesama melalui perilaku yang nyata, bukan hanya prihatin tapi bantu dengan tindak lanjut dan amalan yang riil (nyata) sesuai potensi yang ada.
-         Menujukkan akhlak yang baik, karena Rasulullah di utus untuk menyempurnakan akhlak atau perilaku jadi kita harus juga bisa menjadi perilaku yang menyenangkan bagi orang banyak,tidak berkontribusi dalam perusakan lingkungan. Dan sesnantiasa melindungi dan melestarikan lingkungan, entah itu budaya yang sesuai, ataupun alam.
-         Mendukung segala bentuk kepadulian sosial dan lingkungan hidup.
-         Menunjukkan solidaritas dan saling menyayangi antar personil organisasi dan perusahaan.
“Sahabat yang beriman ibarat mentari yang menyinari, sahabat yang setia ibarat pewangi yang mengharumkan, sahabat sejati menjadi pendorong impian, sahabat berhati mulia membawa kita kejalan Allah”. (M. Antonio Syafi’i).

Makna Kata

Nama Allah, Ar Rahiimu berarti Allah Memberikan Rahmat Yang Besar. Rahmat yang tak dapat dinilai dengan seluruh harta dan kekayaan, Rahmat yang kekal dan abadi. Rahmat yang agung berupakan keimanan atau agama yang benar, ilmu yang benar berupakan jalan lurus hidup, perasaan bahagia yang sumbernya iman, perasaan cinta terhadap Allah, Rasul-rasul dan ajaran-ajaran-Nya, akhirnya rahmat terbesar yang menjadi induk segala rahmat adalah Syura Jannatun Na'iim, dan lain-lain Rahmat besar yang abadi dalam kehidupan akirat.

Daftar Pustaka
1.       tazkia online, http://www.kuliah.tazkiaonline.com/studentpage.php,
2.       hadits online, http://id.lidwa.com/app/ 
3.       td.informasi, http://td-informasi.blogspot.com/