MENGENAL ASMAUL HUSNA
Kamis, 02 November 2017
Sabtu, 14 Mei 2016
Al Malik (Asmaul Husna)
Oleh : Suci Rahmadani
AL MALIK
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Al Malik الملك adalah SifatNya Dzat Allah Yang Memiliki Mutlak sifat
Merajai/Memerintah seluruh alam. Jadi yang memerintah di seluruh alam ini
walaupun ia sangat berkuasa adalah tetap mutlak milik Allah semata. Semua keuasaan akan
tunduk kepada Rabb yang mulia.
QS Al Mukminuun : 116
"Sesungguhnya Allah ta'ala adalah Pemilik Sifat-sifat yang tinggi lagi
Pemilik Kerajaan yang sebenarnya, Tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi dengan
sebenarnya melainkan Dia. Dia-lah yang memilki Arsy yang Mulia.
Nama
Allah, Al Maliku ( الملك ) dibaca Al Malik termasuk
Al-Asma`ul Husna, firman Allah :
- Maka Maha Tinggi Allah Raja yang
sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al-Qur’an sebelum
disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: “ Ya Tuhanku,
tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.” (Thaahaa
[20]: 114)
- Maka Maha Tinggi Allah, Raja yang
Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan( yang mempunyai) ‘Arsy yang mulia.(Al-Mu’minuun
[23]: 116)
Milik-Nya
seluruh alam, yang di atas (langit) dan yang dibawah (bumi),
semua adalah hamba dan sangat berhajat kepada-Nya.
Dalam Al Qur’an, kata Malik diulang sebanyak
5 kali, dua diantaranyadirangkaikan dengan kata haq yang berarti “pasti” dan
“sempurna”.
Secara umum Al Malik diartikan Raja atau
Penguasa, kata Malik terdiri dari huruf Mim Laam Kaaf yang rangkaiannya
mengandung makna “kekuatan” dan “Keshahihan”, ini menunjukkan bahwa Allah
adalah segala kekuatan yang ada di alam semesta ini yang shahih dan tidak dapat
di ingkari lagi kekuasaan-Nya meliputi semesta alam dan pengetahuan yang ada.
AL Malik dalam AL Qur’an menyebutnya Raja
Yang Maha Berkuasa (yang Mutlak kekuasaannya), Menurut AL Ghazali Malik adalah
“yang tidak butuh pada zat dan sifat-Nya segala yang wujud, bahkan Dia adalah
yang butuh kepada-Nya, Wujud segala sesuatu bersumbr dari pada-Nya. Maka segala
sesuatu selainnya menjadi Milik-Nya dalam zat dan sifat-Nya serta
membutuhkan-Nya. Itulah Raja Yang Mutlak.
Firman Allah dalam Surat Thaaha: 114
“Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang
Sebenar-benarnya” (Q.S. At Thaaha:114)
Sudahlah jelas bahwa Allah adalah Raja Yang
sebenar-benarnya segala bentuk raja di dunia dan semsta ini adalah miliknya dan
tunduk kepada-Nya, selain merajai di dunia yang fana ini, kerajaan Allah juga
bersifat langgeng (abadi).
Di terangkan dalam Firman-Nya dalam surat Al
Mu’minun : 16
“(yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada suatu pun dari
keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (lalu Allah berfirman):”Kepunyaan
siapa kerajaan pada hari ini? ”Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha
Mengalahkan” (Q.S. Al Mu’minun:16).
Di terangkan lagi dalam surat Al Fatihah : 4
“Yang Mengusai hari Pembalasan” (Q.S. Al
Fatihah:4)
Dengan begitu Allah yang menguasai
pengetahuan dan segala urusan tentang hari pembalasan, yang mengusai waktu yang
telah lalu dan yang akan datang. Dunia dan seisinya dalam genggaman-Nya.
Dalam Hadits Rasulullah
“Allah Yang Maha Mulia Lagi Agung
‘menggenggam’ bumi pada hari kemudian dan ‘melipat’ semua langit dengan ‘tangan
kanan-Nya’, kemudian berseru: Aku Adalah Malik (Raja), maka dimanakah (mereka
yang mengaku) Raja?” (H.R. Bukhori).
Alasan Allah yang menguasai Hari Kiamat :
1. Karena pada hari itu Allah menggantikan Bumi dan Langit
ini dengan bumi dan langit yang lain.
Allah menjelaskan dalam Firman-Nya
“(Yaitu) pada hari ketika bumi diganti dengan
bumi yang lain dan (demikian pula) mereka semua ( di Padang Masyhar) berkumpul
menghadap kehadirat Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa” (Q.S. Ibrahim:48).
2. Dalam kehidupan ini, manusia juga memiliki sifat
“memiliki”, dan ini akan di pertanggung jawabkan dan segala yang dimilikinya
itu akan terlepas sendirinya.
“dan benarlah Perkataan-Nya, di tangan-Nyalah
segala Kekuasaan diwaktu sasangkala ditiup” (Q.S. Al An’am:73)
Itulah gambaran bagaimana Allah Maha Berkuasa
dan Betapa Allah Merajai Segala sesuatunya.
Pesan Sosial dan Moral
1. Tidak terlena akan Jabatan/Tahta
Dengan sifat memiliki manusia seakan memiliki
segalanya, dengan memaknai Al Malik ini manusia harusnya sadar apabila kita
sedang diatas ada lagi yang lebih Maha Tinggi dan itu akan menjadi koreksi dan
motivasi kita bahwa Jabatan yang kita emban adalah sebuah amanat dan akan
dipertanggungjawabkan, kekuasaan duniawi adalah fana ataupun sementara
seadngkan kekuasaan ALLah adalah Mutlak dan Abadi.
Rasulullah bersabda:
“Orang yang dibenci oleh Allah serta yang
paling jelek besok pada hari Kiamat adalah seorang yang menamakan dirinya
dengan nama raja diraja, karena tiada Dzat yang bersifat Raja Kecuali Allah” (H.R. Muslim).
2. Mengendalikan Hawa Nafsu
Dengan dapatnya kita memaknai sifat Al Malik,
kita tahu bahwa yang menguasai segalanya adalah Allah semata, dengan begitu
kita tahu bahwa hawa nafsu adalah bujukan syetan yang akan hanya menjerumuskan
kita kepada hal-hal negatif dan itu merupakan contoh ketundukan kita kepada
syetan. Jadikanlah hawa nafsu menjadi pahala bagi kita dengan mengedepankan
yang halalan toyyiban, dan yang menjadi hak kita bolehlah kita nafsu terhadap
itu.
3. Menjadi Hamba Yang Bersyukur
Memaknai sifat Al Malik berarti kita mengakui
tentang kekuasaan Allah di bumi dan langit, serta di dalam kedalam hati kita
setiap mahluk-Nya. Dan dengan serta merta kita harus mensyukuri segala nikmat
yang telah diberi, itu adalah hamba yang menunjukkan bahwa kiata adalah hamba
yang pintar bersyukur.
4. Mengharap Pertolongan Allah
Sebagai Yang Maha Kuasa, Allah lah yang
menentukan segala urusan yang akan kita hadapi dan telah kita hadapi, Dia lah
yang mengetahui segala pengetahuan tentang alam dan isinya serta yang tahu akan
kedalaman hati seseorang. Segala apa yang kita ikhtiarkan tergantung pada
ketentuannya karena Dia Yang Maha Kuasa, dengan mengharap pertolongan Allah
berarti kita menunjukan sikap yang menumbuhkan kekuatan bathin dalam menghadapi
segala sesuatu. Sebaliknya dengan tidak mengharapkan pertolongan dari Allah
merupakan cerminan sikap yang angkuh.
Hudjaifah ibnul Yaman, r.a Mengatakan: “Hindarilah tempat-tempat yang
penuh fitnah”, Ibnul Yaman pun ditanya, ‘tempat macam apakah yang penuh dengan
fitnah itu? Dia kemudian menjawab, ‘pintu-pintu para penguasa. Dimana salah seorang
dari kalian yang masuk kedalamnya, kemudian membenarkan segala yang diucapkan
dan yang diperbuat pemimpin itu dengan suatu kebohongan, dan mengatakan yang
bukan sebenarnya” (Hiyanatul Auliya,I/277 dan
Tahjibul Hiyah, I/206)
Dengan meyakini dan memaknai Al Malik kita
mempunyai landasan hidup yang mapan dan mantap, sehingga kebal akan bujuk rayu
syetan terhadap kita. Tidak ada yang ditakuti selain Allah karena Dia lah yang
patut untuk diminta pertolongan dan kita senantiasa takut akan ajabnya, tidak takut
akan kehilangan jabatan dan harta karena ada Yang Maha Raja dan kekuasaanya
meliputi alam semesta, karena Allah senantiasa bersama orang-orang yang selalu
mengingat-Nya.
tidak akan kalah dengan perasaan malas dan
putus asa sehingga giat dalam belajar, berusaha dan bekerja serta optimis
menjalani hidup, karena semua adalah dalam kekuasaannya dan menjalani hidup
dengan bersandar terhadap ketentuan Yang Maha Raja, Allah SWT.
Dari semua uraian kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa kita haru menjalani hidup ini dengan optimis seakan kita akan
hidup seribu (1000) tahun lamanya, dan menyebarkan amalan dan cinta terhadap
sesama. Raihlah kehidupan dan kesuksesan karena Allah akan melihat kesungguhan
akan niat kita. Dan ingatlah ketika telah meraih kesuksesan hidup, kita harus
dapat mengendalikan hidup ini menjadi sebuah jalan menuju Rahmat dan Ridho-Nya.
Makna
Kata
Nama
Allah, Al Maliku maknanya Yang Memiliki segala-galanya. Bukan
sekedar memiliki sebagai seorang manusia memiliki radio umpamanya, dimana sebuah
radio dimilikinya dengan cara membelinya. Tetapi Allah, Al Malik memiliki
dengan pengertian milik 100% bukan karena dibeli atau mendapatkan hadiah,
tetapi diciptakan-Nya, dikehendalikan-Nya, diatur-Nyra segala yang ada pada
alama semesta ini.
Orang yang beriman dan mempunyai kekuasaan disebut Abdul Malik, Hamba Maha Raja. Dia hebat tetapi tetap tunduk dan sujud kepada Allah, menjalankan kekuasaan berdasarkan hukum Allah. Dia berilmu tetapi tetap tawadhu’ dan hormat kepada siapa saja, tidak sombong.
Dia menyadari bahwa kekasaan mutlak hanyalah milik Allah. Prinsip Kemaharajaan Allah adalah melindungi, memelihara, dan memenuhi seluruh keperluan hidup makhluk-Nya. Karenanya Abdul Malik adalah orang yang peduli kepada orang lain, lingkungan dan siapa saja yang ada disekitarnya.
Orang yang beriman dan mempunyai kekuasaan disebut Abdul Malik, Hamba Maha Raja. Dia hebat tetapi tetap tunduk dan sujud kepada Allah, menjalankan kekuasaan berdasarkan hukum Allah. Dia berilmu tetapi tetap tawadhu’ dan hormat kepada siapa saja, tidak sombong.
Dia menyadari bahwa kekasaan mutlak hanyalah milik Allah. Prinsip Kemaharajaan Allah adalah melindungi, memelihara, dan memenuhi seluruh keperluan hidup makhluk-Nya. Karenanya Abdul Malik adalah orang yang peduli kepada orang lain, lingkungan dan siapa saja yang ada disekitarnya.
Daftar Pustaka:
1. tazkia online, http://www.kuliah.tazkiaonline.com/studentpage.php,
2. hadits online, http://id.lidwa.com/app/
3. td.informasi, http://td-informasi.blogspot.com/
Ar-Rahman (Asmaul Husna )
Oleh : Suci Rahmadani
AR RAHIM
(YANG MAHA
PENYAYANG)
Dalil
Nama
ini disebutkan dalam firman Allah, QS. Al-Isra [17] : 110 yang artinya“Katakanlah,’Serulah
Allah atau serulah ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia
mempunyai al-Asma al-Husna (nama-nama yang terbaik).”
Penjelasan
Nama
Ar-Rahman adalah
Zat yang mempunyai sifat kasih sayang kepada hamba-hamba-Nya. Dengan sifat
tersebut Allah menciptakan hamba-hamba-Nya, memberikan rezeki dan petunjuk
kepada mereka, memberi rahmat dan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, juga
memberikan rasa aman bagi mereka. Semua bentuk kasih sayang Allah adalah untuk
menguji di antara mereka yang paling baik amalnya. Kasih sayang Allah di dunia
tercurah untuk seluruh manusia, baik orang-orang mukmin maupun orang-orang
kafir.
Sifat
kasih sayang akan menumbuhkan harapan dan optimisme, akan mendorong manusia
untuk berbuat baik, dan akan menutup pintu ketakutan dan keputusasaan, serta
menjadikan seorang hidup dengan aman sentosa.
Dalam
hadist Abu Hurairah RA disebutkan bahwa beliau mendengar Rasulullah SAW
bersabda, “Allah menciptakan seratus bagian kasih sayang, kemudian Dia
menahan sembilan puluh sembilan bagian dan hanya menurunkan satu bagian ke muka
bumi. Dari satu bagian tersebut semua makhluk berkasih sayang sesama mereka
sampai-sampai seekor kuda mengasihi anaknya dengan mengangkat kukunya agar
tidak mengenai anaknya itu.” (HR al-Bukhari).
Doa-doa
yang berkaitan dengan nama ar-Rahman
“Ya
Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari
kejahatan makhluk yang diciptakan-Nya, dan dari kejahatan apa yang turun dari
langit, dari kejahatan yang naik ke langit, dan dari kejahatan fitnah malam dan
siang serta dari setiap jalan kejahatan kecuali jalan yang menghantarkan pada
kebaikan wahai Zat yang Maha Pengasih. (As-Silsilah as-Shahiha / 840)
“Ya
Allah, Zat yang memberi kasih sayang-Nya di dunia dan akhirat, Engkaulah yang
memberikan kasih sayang kepada siapa yang Engkau kehendaki, dan Engkaulah yang
mencegah kasih sayang dari orang yang Engkau kehendaki. Ya Allah, kasihilah
aku, dengan kasih sayang yang aku tidak membutuhkannya lagi dari selain-Mu. Ya
Allah, Engkaulah Zat yang Maha Pengasih dan tempat meminta pertolongan. (Shahih
at-Targhib wa at-Tarhib / 1821)
Kata
Ar Rahman Di sebut dalam Al Qur’an sebanyak 57 kali kesemuanya menujuk kepada sifat
Allah”
Kata
Ar Rahman berasal dari kata Rahima yang artinya menyayangi atau
mengasihi yang terdiri dari huruf Raa, Haa, dan Mim, yang mengandung makna
kelemahlembutan, kasih sayang, dan kehalusan.
Firman-Nya
Dalam Surat AL Furqon Ayat : 60
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اسْجُدُوا لِلرَّحْمَنِ قَالُوا
وَمَاالرَّحْمَنُ أَنَسْجُدُ لِمَا تَأْمُرُنَا وَزَادَهُمْ نُفُورًا
“
dan apabila dikatakan pada mereka : Sujudlah kamu sekalian kepada yang Maha
Penyayang, mereka menjawab: Siapakah Yang Maha Penyayang itu? Apakah kami akan
sujud kepada tuhan yang kamu perintahkan kami (bersujud kepada-Nya)?, dan
(perintah sujud itu) menambah mereka jauh (dari iman)” Al Furqon: 60
Dalam
ayat tersebut terdapat hikmah dan pelajaran kepada siapa yang belajar dan
mengetahui tentang asmaul husna, bahwa Allah memakai nama (asma) Ar Rahman
untuk di sembah (bersujud) kepada-Nya. Sudah jelas apabila kita beriman kepada
Allah maka kita juga harus mengimani asma-asma-Nya (Ama’ul Husna).
Orang-orang
musyrik menolak untuk menyembah Allah sebagaimana di tunjukkan pada perjanjian
Hudaibiyyah yang didalamnya tidak dimulai (diawali) dengan tulisan/bacaan
“Bismillahirahman Nirrahim”.
Dalam
firman-Nya yang lain (Surat Al Isra: 110) menyebutkan
“
katakanlah : Serulah Allah atau serulah Ar Rahman. Dengan nama yang mana saja
kamu seru, Dia mempunyai Asma’ul Husna (nama-nama yang terbaik) ....” (Q.S.
Al Isra:110)
Disebutkan
bahwa Ar Rahman adalah salah satu Asma’ul Husna dan mendapat tempat pertama,
ini terdapat dalam surat pembuka (Al Fatihah) pada ayat pertama.
Dengan
begitu Sebelum kita beraktifitas sebaiknya kita mengucapkan Basmallah
“Bismillahirrahman Nirrahim”.
Rasulullah
bersabda:
“Sesungguhnya
seorang hamba yang membaca :’Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam’, maka
Allah akan berfirman: ‘Hamba-Ku telah Memuji-Ku’, dan jika dia membaca ‘Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang’, maka Allah berfirman: ‘Hamba-Ku telah Memuji-Ku’. (H.R.
Muslim)
Dalam
sabda Rasulullah tersebut dapat kita ambil pelajaran dan hikmah-Nya bahwa
setelah kita membaca “Alhamdulillah Hirabbil ‘Alamiin” (Segala puji bagi Allah
Tuhan Semesta Alam) kita telah diakui sebagai Hamba-Nya, itu adalah nikmat dan
jalan selanjutnya untuk kita dapat meraih rahmat-Nya dalam aktivitas keseharian
setelah membaca Al Fatihah.
Dan
ingatlah selalu sebelum kita beraktifitas setidakya kita harus membaca
“Bismillahirrahman Nirrahiim”, supaya kita mendapat nikmat tiada tara dan
rezeki yang halal serta nikmat sehat setelah menyebut Nama-Nya.
Ar Rahman dan Keimanan
Ar
Rahman adalah Asma’ul Husna yang harus kita yakini sebagai seorang muslim dan
mukmin yang taat, ada hadits sebagai berikut:
“Tidaklah
sempurna keimanan seorang diantaramu sehingga ia mencintai saudaranya
sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri” (H.R. Bukhori dan Muslim).
Dalam
hadits tersebut Ar Rahman diganti dengan kata mencintai yang berarti mengasihi
seorang dengan ketentuan Allah. Dan apabila seorang mencintai karena Allah maka
ia akan mendapatkan masninya iman. Dan dengan mengamalkan sifat Ar Rahman ini
kita menjalin ukhuwah Islamiyah serta mencerminkan bahwa islam adalah cinta
perdamaian, menebar kasih sayang untuk semua alam, dengan mengaplikasian Ar
Rahman dalam kehidupan sehari-hari kita dapat hidup dengan ketulusan hati
dengan membina kehidupan berumah tangga maupun bermasyarakat dengan kasih
sayang dan kelembutan hati sehingga tercipta kerukunan dan kedamaian dalam
tatanan kehidupan di lingkungan.
Kerahmanan
membuat peka terhadap lingkungan dengan sikap kepedulian sosial, dengan itu
menjadikan kita sebagai pribadi yang bermanfaat bagi orang banyak dan
lingkungan.
“Sebaik-baiknya
manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia lain” (H.R. At
Thabrani).
Ar
Rahman sebagai Landasan Sikap dan Mental:
1. Mengasihi
sesama manusia
2. Membantu
fakir miskin, menyantuni anak-anak yatim dan anak-anak terlantar, serta senang
menolong orang lain yang membutuhkan.
3. Menasehati
dalam kebaikan dan kesabaran (mencegah orang lain berbuat maksiat).
4. Menjadi
pribadi yang bermanfaat untuk keluarga, sahabat, masyarakat dan lingkungan
sekitar dan disenangi oleh sesama.
5. Mengayomi
bawahan, Menghormati atasan, mengasihi reka kerja.
Efek
samping dari ke-Rahman-an yaitu siapa yang melayani komunitasnya
dengan lebih baik, dipastikan akan mendapatkan keuntungan lebih pula.
Makna Kata
Nama
Allah, Ar Rahmaanu bermakna Yang Memberikan Rahmat kepada seluruh
makhlukNya dengan tidak pilih kasih, dengan tidak membedakan antara makhluk
berakal atau tidak, antara manusia yang baik atau yang jahat, manusia yang
beriman atau kafir. Tetapi rahmat yang dikasihkan itu hanya merupakan
rahmat-rahmat kecil yang rendah merupakan susunan tubuh, makan minum, isteri
anak-keturunan, kesehatan dan kekayaan dan lain-lain. Segala macam rahmat yang
tidak kekal, rahmat yang datang dan mungkin pergi. Rahmat yang hanya selama
hidup di dunia saja.
Asy-Syaikh
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin mengatakan :
Ar-Rahmaanu artinya
Yang memiliki rahmat, kasih sayang yang luas, karena wazan (bentuk kata) fa’lan
dalam bahasa Arab menunjukkan makna luas dan penuh. Semisal dengan kata
‘Seorang lelaki ghadhbaan,’ artinya penuh kemarahan. Sementara, Ar-Rahiim
adalah nama Allah yang memiliki makna kata kerja dari rahmat (yakni Yang
merahmati, Yang mengasihi), karena wazan fa’iil ( ٌﻞِْﻴﻌَﻓ ) bermakna faa’il (2 ٌ( ﻞِﻋﺎَﻓ pelaksana, sehingga kata tersebut menunjukkan perbuatan
(merahmati, mengasihi). Oleh karena itu, paduan antara nama Ar-Rahmaanu dan
Ar-Rahiimu bermakna rahmat Allah l itu luas dan kasih sayang-Nya akan sampai
kepada makhluk-Nya.”
Daftar Pustaka
1. tazkia
online, http://www.kuliah.tazkiaonline.com/studentpage.php,
2. hadits
online, http://id.lidwa.com/app/
3. td.informasi, http://td-informasi.blogspot.com/
Asma'ul Husna (Ar Rahim)
Oleh : Suci Rahmadani
Oleh : Suci Rahmadani
AR RAHIM
(YANG MAHA PENYAYANG)
Kata “Ar Rahim” dalam Al Qur’an
disebut sebanyak 95 kali. Makna kebahasaan Ar Rahim ada tiga yaitu:
1. Ar Rahim mempunyai aka yang sama dengan Ar Rahman
2. AR Rahman hanya disandang oleh Allah
3. Ar Rahim dapat juga dimiliki oleh manusia
Allah Ar-Rahim
Ar Rahman adalah pengasih di
dunia, Ar Rahim adalah penyayang di akhirat.
Ar Rahman adalah pengasih
kepada semua mahluk, sedangkan Ar Rahim hanya kepada yang beriman.
Ar Rahman adalah pengasih
dengan satu kasih sayang, sedangkan Ar Rahim adalah pengasih dengan seratus
kali kasih sayang.
Sesuai dengan Firman-Nya pada
surat An Nisa;110
`tBur ö@yJ÷èt #¹äþqß ÷rr& öNÎ=ôàt ¼çm|¡øÿtR ¢OèO ÌÏÿøótGó¡o ©!$# ÏÉft ©!$# #Yqàÿxî $VJÏm§ ÇÊÊÉÈ
110. dan Barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan dan Menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada
Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S.
An Nisa:110)
ôs)s9 öNà2uä!%y` Ñ^qßu ô`ÏiB öNà6Å¡àÿRr& îÍtã Ïmøn=tã $tB óOGÏYtã ëÈÌym Nà6øn=tæ úüÏZÏB÷sßJø9$$Î/ Ô$râäu ÒOÏm§ ÇÊËÑÈ
128. sungguh telah datang
kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu,
sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, Amat belas kasihan lagi
Penyayang terhadap orang-orang mukmin. (Q.S.
At Taubah: 128)
Rasulullah memimpin ummatnya
dengan cinta , bukan dengan pendekatan kekuasaan ataupun kekuatan, seperti
diterangkan dalam ayat diatas bahwa Rasulullah berdakwah dan menyebarkan ajaran
islam dengan cinta damai, sehingga islam adalah agama yangRahmatan Lil ‘Alamin.
Dengan mengingat Allah adalah
sebaik-baiknya Penyayang, maka berdo’alah kepada-Nya dan hanya kepadanya kita
bergantung karena segala urusan ada dalam pengetahuan-Nya.
Do’anya:
@è%ur Éb>§ öÏÿøî$# óOymö$#ur |MRr&ur çöyz tûüÏH¿qº§9$# ÇÊÊÑÈ
118. dan Katakanlah: "Ya
Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau adalah pemberi rahmat yang
paling baik." (Q.S. Al Mu’minun:118)
Ar Rahim adalah sifat Allah
Yang Maha Penyayang dengan yang dapat juga di dapati pada manusia yaitu manusia
sebagai mahluknya mempunyai sifat penyayang kepada anaknya, keluarga, dan
lingkungan, dan itu adalah kehendak dari Allah. Maka mintalah kepada Allah yang
Maha Penyayang.
Pesan Sosial
Kepedulian Sosial (Menyayangi
diri sendiri dan sesama manusia)
Menyayangi diri sendiri menurut
pandangan Allah adalah Taqwa sehingga dapat diaplikasikan dengan beribadah
terhadapnya yaitu mendirikan shalat, melaksanakan zakat, berpuasa, berdzikir,
berhaji dan bershalawat. Itu merupakan cermin bahwa kita menyayangi diri sendiri
dan perintah Allah dan As Sunnah dengan melaksanakan perintah-Nya maka kita
sekaligus mencintai-Nya (Allah dan rasul-Nya). Tetapi ketaatan seperti itu
merupakan hal yang individualistik yang hanya urusan diri sendir dengan yang
Maha Penyayang (itu merupakan hubungan kita dengan sang Maha
Penyayang=hablumminallah). Perlu diperhatikan juga bahwa kita sebagai manusia
juga mempunyai kasih sayang terhadap sesama dan tanggungjawab sosial sehingga
perlu juga mengasihi dan menyayangi terhadap sesama dengan melaksanakan sedeqah
dan amal ibadah yang lainnya terhadap sesama yaitu dengan saling membantu, peka
terhadap nasib penderitaan lingkungan sekitar, bukan berarti kita melaksanakan
perintah-perintahnya tapi kita lalai dalam membina hubungan dengan lingkungan
sekitar dan sesama. Harus saling sejalan dengan sesama dan berkeadilan sosial
bagi seluruh ummat.
Menyayangi Sesama Mahluk
Menyayangi sesama mahluk dalam
konteks Ar Rahim yaitu menunjukkan akhlak yang baik bukan saja akhlak terhadap
sesama manusia begitu juga dengan hewan dan tanaman atau lingkungan hidup
lainnya.
“barang siapa yang ingin
mendapatkan perlindungan Allah dari sengatan panasnya api neraka jahannam pada
hari kiamat, hendaklah ia menyayangi orang mukmin, (inilah) kelembutan hati” Abu Bakar r.a.
Landasan sikap dan mental
- Mengasihi dan menyayangi dengan sesama melalui perilaku yang
nyata, bukan hanya prihatin tapi bantu dengan tindak lanjut dan amalan yang
riil (nyata) sesuai potensi yang ada.
- Menujukkan akhlak yang baik, karena Rasulullah di utus untuk
menyempurnakan akhlak atau perilaku jadi kita harus juga bisa menjadi perilaku
yang menyenangkan bagi orang banyak,tidak berkontribusi dalam perusakan
lingkungan. Dan sesnantiasa melindungi dan melestarikan lingkungan, entah itu budaya
yang sesuai, ataupun alam.
- Mendukung segala bentuk kepadulian sosial dan lingkungan hidup.
- Menunjukkan solidaritas dan saling menyayangi antar personil
organisasi dan perusahaan.
“Sahabat yang beriman ibarat
mentari yang menyinari, sahabat yang setia ibarat pewangi yang mengharumkan,
sahabat sejati menjadi pendorong impian, sahabat berhati mulia membawa kita
kejalan Allah”. (M. Antonio Syafi’i).
Makna Kata
Nama Allah, Ar Rahiimu berarti
Allah Memberikan Rahmat Yang Besar. Rahmat yang tak dapat dinilai dengan
seluruh harta dan kekayaan, Rahmat yang kekal dan abadi. Rahmat yang agung
berupakan keimanan atau agama yang benar, ilmu yang benar berupakan jalan lurus
hidup, perasaan bahagia yang sumbernya iman, perasaan cinta terhadap Allah,
Rasul-rasul dan ajaran-ajaran-Nya, akhirnya rahmat terbesar yang menjadi induk
segala rahmat adalah Syura Jannatun Na'iim, dan lain-lain Rahmat besar yang
abadi dalam kehidupan akirat.
Daftar Pustaka
Langganan:
Postingan (Atom)